Konflik Politik di Indonesia dan Dampak Terhadap Stabilitas Nasional

Oleh: Assyifa Rahma

Dalam dunia politik pasti kita sudah tidak heran lagi terjadinya sebuah permasalahan ataupun adanya terjadi sebuah konflik, ketegangan, pertentangan ataupun perbedaan pendapat yang dapat menyebabkan pertengkaran antara individu, kelompok, atau negara.

Konflik bisa muncul karena berbagai motif seperti perbedaan ideologi, kepentingan, sumber daya, budaya, atau kekuasaan.

Stabilitas nasional merupakan sebuah kondisi di mana keadaan politik, ekonomi, sosial, dan keamanan suatu negara tetap mendukung dan proposional, sehingga proses ekspansi dan kehidupan bermasyarakat dapat bergerak dengan lancar tanpa adanya gangguan yang serius.

Banyak sekali konflik-konflik yang sudah terjadi di Indonesia salah satunya yaitu konflik G30 SPKI, permasalahan ini sangat menggeggerkan negara-negara yang berada di kawasan Asia dan dunia Barat yang dimana mereka melibatkan isu komunisme dan anti-komunis.

Dampak konflik G30 SPKI terhadap stabilitas nasional ialah membentuk krisis politik dan ekonomi yang mendalam di Indonesia, yaitu terjadinya sebuah peristiwa pembunuhan terhadap enam perwira tinggi militer yang memicu kehancuran struktur keamanan negara, membentuk ketidakstabilan politik yang berlarut-larut.

Lalu, adanya konflik Pemberontakan DI/TII, perselisihan ini terjadi di beberapa daerah yaitu di daerah Jawa Barat, Aceh, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, yang bertujuan untuk mewujudkan negara Islam.

Dampak dari konflik pemberontakan DI/TII ini terhadap stabilitas nasional ialah ketidakstabilan politik dan keamanan nasional,

Perselisihan ini juga menimbulkan perubahan politik di tingkat regional, yaitu kemerosotan status Daerah Istimewa Aceh dan penurunan jabatan Daud Beureueh sebagai gubernur militer.

Ada beberapa ahli yang berpendapat terhadap konflik G30 SPKI salah sataunya ialah John Roosa, ia merupakan sejarawan yang berasal dari Amerika Serikat, ia berkata bahwa kudeta G30S/PKI merupakan usaha PKI untuk mengambil kekuasaan secara gesit dan fanatik dengan melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap sejumlah jenderal di Indonesia.

Dia menegaskan bahwa konflik ini merupakan bagian dari dinamika politik selama masa Orde Lama yang dipenuhi ketegangan ideologi antara komunis dan anti-komunis.

Selain John Roosa, ada juga sejarawan sekaligus tokoh nasionalis yaitu muhammad yamin. Ia berkata bahwa konflik ini bagian dari kegentingan politik yang dipicu oleh ideologi komunisme yang ingin memperluas di Indonesia.

Ia beripikir bahwa PKI melakukannya secara keterlaluan dan intimidasi, sehingga mengakibatkan konflik besar yang memerlukan tindakan tegas dari pemerintah dan militer.

Terakhir ada lutfhi Assyaukanie, ia merupakan seorang pakar bidang ilmu politik dan sejarah Indonesia.

Ia diketahui oleh banyak orang karena karya-karyanya yang membicarakan tentang beberapa aspek yaitu politik, budaya, dan sejarah Indonesia, termasuk permasalahan penting seperti konflik G30S/PKI, ia berpikir bahwa konflik ini tidak hanya sekadar kudeta militer, tetapi juga merupakan hasil ketegangan ideologi dan politik yang mendalam.

Ia menandaskan bahwa peristiwa ini memperlihatkan adanya konflik kekuasaan dan persaingan ideologi yang ekstrem antara PKI dan kalangan militer serta pemerintah Indonesia.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa konflik-konflik besar seperti G30S/PKI dan Pemberontakan DI/TII memiliki dampak yang signifikan terhadap stabilitas nasional Indonesia.

Konflik tersebut tidak hanya memicu ketidakstabilan politik dan keamanan, tetapi juga mempengaruhi aspek ekonomi dan sosial di tingkat regional dan nasional.

Berbagai pandangan dari para ahli menunjukkan bahwa konflik ini dipicu oleh ketegangan ideologis, kekuasaan, dan kepentingan politik yang mendalam, yang akhirnya menguji ketahanan dan keberlangsungan stabilitas nasional Indonesia.

Karena itu, upaya untuk memahami penyebab dan dampaknya sangat penting agar dapat mencegah terulangnya konflik serupa di masa mendatang dan menjaga keutuhan serta kemakmuran bangsa. (*)

Penulis adalah mahasiswa Ilmu Sosial dan Ilmu Politik/ Ilmu Politik Universitas Andalas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *