Puisi : Nurul Jannah*)
Kami, anak-anak badai
Yang dilahirkan dari dentum perjuangan dan gelegar doa,
Yang meneteskan darah bukan untuk ditangisi,
Tapi untuk menumbuhkan negeri di atas luka.
Kami, bukan bayang sejarah,
Kami adalah napas yang masih membara,
Kami menolak menjadi penonton,
Ketika merah putih di dada kami mulai koyak oleh apatis dan dusta.
Sumpah itu bukan hanya kalimat semata,
Ia adalah ledakan nurani!
Tiga kata yang menyalakan semesta:
Satu Tanah Air, Satu Bangsa, Satu Bahasa!
Kami bersumpah bukan dengan bibir,
Tapi dengan tulang, dengan darah, dengan seluruh jiwa yang terbakar cinta!
Dengarlah, wahai Ibu Pertiwi!
Kami tak akan membiarkan langkahmu gontai di atas luka penjajahan baru,
Kami tahu, musuh tak lagi berseragam,
Ia berwajah korupsi, ketamakan, dan kebodohan yang dipelihara.
Tapi kami,
Berdiri di sini,
Membawa bara sumpah itu kembali menyala!
Kami adalah pelanjut api itu,
Yang menyala dari dada para pemuda 1928,
Yang menolak sunyi di tengah keterpurukan bangsa,
Yang menulis takdirnya dengan tinta keberanian!
Kami mengguncang langit dengan teriakan sama:
Kami Indonesia! Kami satu! Kami tak akan kalah!
Biarlah bumi bergetar oleh langkah kami,
Biarlah gunung dan laut tahu,
Bahwa cinta kami pada negeri ini,
Tak bisa ditenggelamkan, bahkan oleh kematian.
Wahai pemuda hari ini,
Jangan biarkan semangatmu dikubur oleh gawai dan gengsi!
Bangkitlah dengan pikiran yang tajam,
Dengan hati yang menyala,
Dengan tangan yang mencipta, bukan menghancurkan.
Karena negeri ini menunggu,
Bukan pemuda yang gagah di dunia maya,
Tapi yang berani menyalakan cahaya di dunia nyata.
Kami tak ingin dikenang,
Kami ingin didengar!
Kami tak ingin diabadikan,
Kami ingin mengabadikan bangsa ini dengan karya dan darah kami!
Dan bila suatu hari,
Semua nama kami terkubur oleh debu waktu,
Biarlah gema sumpah kami tetap menggetarkan angkasa.
Kami tidak lahir untuk menyerah.
Kami lahir untuk menyalakan Indonesia!❤️❤🔥🌹
Bumi Allah, 28 Oktober 2025
Nurul Jannah adalah seorang dosen lingkungan di IPB University, lulusan doktor lingkungan dari Hiroshima University, penulis produktif, dan penggerak literasi*)



