Chelly Wahyu Amelya, ST: Aktivis Tanpa Tanda Jasa

Chelly Wahyu Amelia, ST (Fot dokumen pribadi)

WISUDA merupakan momentum bagi setiap orang. Ada kisah heroik, juga ada banyak kisah menarik. Salah satunya terjadi saat wisuda ke 84 mahasiswa Universitas Bung Hatta, di Bung Hatta Convention Hall, Kampus I Ulak Karang, Sabtu dan Minggu (8–9/10/2025).

Ada 768 wisudawan dari tujuh fakultas diwisuda Rektor Universitas Bung Hatta dalam seremoni yang berlangsung selama dua hari.

Pada wisuda hari kedua, ada yang menarik perhatian banyak orang. Diantara banyak papan bunga bertuliskan ucapan selamat kepada wisudawan, ada satu nama paling menonjol dari papan bunga yang ada ditujukan kepada satu nama; Chelly Wahyu Amelya, ST.

Hal menarik dari papan bunga ucapan tersebut bukan hanya karena paling banyak dan sangat menonjol ditujukan kepada satu nama, tetapi pengirimnya juga tidak kaleng-kaleng pula.

Chelly Wahyu Amelya, ST mendapatkan ucapan selama secara khusus dari Walikota Padang Fadly Amran, Direktur PT Semen Indonesia Ir Indrieffouny Indra, Founder and Chairman PT Supreme Energi Supramu Sentosa, Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu Arie Gumilar.

Kemudian Ketum Serikat Pekerja Pertamina Unit I, Direktur IDEA Energi Solusi, GM PLN IUD Sumbar Ajrun Karim, Teknik dan Operasi PT Pelabuhan Indonesia Regional II, serta puluhan papan bunga lainnya. Tak hanya dari institusi di Sumbar, tetapi juga dari berbagai institusi di sejumlah daerah diseluruh Indonesia.

Siapa gerangan pemilik nama Chelly Wahyu Amelya, ST yang mencuri perhatian tersebut?

Mahasiswi jurusan Teknik Kimia ini ternyata seorang aktivis. Ia pernah dipercaya menjadi Ketua Umum Dewan Perwakilan Masyarakat Mahasiswa Univ Bung Hatta, dan Pemimpin Wilayah Bidang Hubungan Antar Lembaga Badan Koordinasi Kegiatan Mahasiswa Teknik Kimia Indonesia (BKKMTKI) Wilayah 7 (Sumatera Barat, Riau, Sumatera Utara, Aceh).

Tak hanya itu, Chelly Wahyu Amelya yang kini Sekjen Dewan Energi Mahasiswa Sumbar, fokus pada energi terbarukan dan keberlanjutan. Ketika menjalani magang di PT Kilang Pertamina Balikpapan, dirinya memperdalam pemahaman tentang teknologi energi dan proses industri modern.

Chelly juga seorang atlet. Berprestasi di daerahnya, regional dan nasional. Dirinya pernah meraih mendali perak dan perunggu pada kejuaraan Kejurnas Bola Tangan se Indonesia dan Terpilih Platnas mewakili wilayah Sumatera Selatan, pernah juara silat, top skorer futsal, dan Cabor lainnya.

Chelly yang tercatat sebagai mahasiswa Univ Bung Hatta, angkatan 2021, piawai mengelola sejumlah iven. Tak hanya lokal, tetapi juga internasional.

“Semua saya lalui dengan cara menikmatinya,” kata Chelly yang juga sering tampil sebagai pemateri berkaitan dengan kompetensi yang dimilikinya, khususnya tentang kemahasiswaan, energy baru terbarukan.

Gadis yang mudah bergaul ini memiliki keterampilan terkait dengan kebutuhan seorang mahasiswa, diantaranya menguasai MS Office, MS Word, MS Excel, Canva, PicsArt, CapCut, VN, Unisim Design, Desainer SuperPro, AutoCAD. Dirinya juga memiliki keterampilan khusus dalam Komunikasi, Negosiasi, Manajemen Sumber Manusia, Kepemimpinan, Manajer Proyek, Kerja Tim, Berbicara di Depan Umum, Pemecahan Masalah, Berpikir Kreatif.

“Banyak hal saya dapatkan dari pergaulan dan berkomunikasi dengan siapa saja. Saya melihat, semua orang memiliki kemampuan yang belum tentu dimiliki orang lain, sehingga saya belajar dengan setiap orang yang saya temui,” katanya.

Kiprahnya tak hanya melambungkan namanya, tetapi juga mengharumkan kampusnya. Setidaknya dibuktikan dari apresiasi berbagai pihak, minimal diwakilkan puluhan papan bunga yang turut menyertai kebahagian wisuda Chelly Wahyu Amelya, ST. Tetapi semua kiprahnya yang sudah dilakukannya, belum cukup untuk mendapatkan apresiasi dari kampus sendiri.

“Saya belum apa-apa. Masih harus banyak belajar lagi,” kata Chelly Wahyu Amelya, ST ketika disinggung tentang sejumlah piagam yang diberikan pihak kampus kepada lulusan lainnya yang juga dikenal sebagai aktivis kampus, sementara dirinya tidak memperoleh sama sekali.

“Kini saya fokus untuk langkah berikutnya, mohon doanya,” pinta Chelly Wahyu Amelya, gadis murah senyum dan selalu berpikir positif terhadap semua yang terjadi.

Ia hanya tersenyum ketika sejumlah sahabatnya menyebutkan, dirinya adalah aktivis tanpa tanda jasa.

“Aktivis tidak diukur hanya dengan selembar kertas Piagam Aktivis, tetapi Aktivis itu melekat di dalam diri, bagaimana kita untuk selalu bisa bermanfaat bagi khalayak banyak,” tuturnya. (*/jiga)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *