Oleh : Prof. Dr. H. Asasriwarni MH*)
ALLAH akan memisah-misahkan manusia dari golongan muslim dan akan menampakkan bentuk mereka sesuai dengan amaliahnya di dunia. Ada 10 golongan manusia yang dipisahkan tersebut.
Hal ini disebutkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW, sebagaimana dicantumkan dalam kitab Nashaihul ‘Ibad Imam An-Nawawi Al-Bantani.
Dalam Hadis Riwayat Imam Al-Qurtubi disebutkan, Mu’adz bin Jabal ra bertanya kepada Nabi Saw tentang firman Allah Swt dalam QS An-Naba [98] ayat 18:
يَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَتَأْتُونَ أَفْوَاجًا
“Yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok.”
Rasulullah SAW menjawab, “Wahai Mu’adz, engkau bertanya tentang sesuatu yang besar?”
Tiba-tiba kedua mata Rasullah SAW pun mencucurkan air mata. Selanjutnya beliau bersabda, “Ada 10 golongan dari umatku yang akan dikumpulkan pada hari kiamat nanti dalam keadaan yang berbeda-beda. Allah memisahkan mereka dari jemaah kaum muslimin dan akan menampakkan bentuk rupa mereka (sesuai dengan amaliahnya di dunia).
Seperti apa dan bagaimana ke-10 kelompok umat Rasulullah SAW di akhirat kelak tersebut? Berikut kita uraikan secara ringkas satu persatu.
Pertama, golongan manusia yang berwujud kera.
Golongan ini adalah orang-orang yang ketika di dunia suka mengadu-domba. Kelompok ini adalah orang-orang yang di dunianya suka melanggar hukum-hukum Allah.
Kedua, Golongan berwujud babi.
Kelompok ini merupakan orang-orang ketika di dunia gemar memakan barang haram dan bekerja dengan cara yang haram.
Ketiga, Golongan yang berjalan berjungkir balik dengan muka yang diseret-seret.
Mereka-mereka adalah kelompok ketika hidup di dunia gemar makan riba. Misalnya rentenir, orang yang suka “memperanakan” uang.
Ketiga, Golongan yang buta kedua matanya.
Kelompok ini yang semasa hidup di dunia suka berbuat zalim dalam memutuskan hukum.
Misalnya, orang tidak bersalah atau pun bersalah tapi kecil namun dihukum berat. Biasanya ini dilakukan penegak hukum kepada rakyat kecil yang tidak mempunyai pengaruh.
Namun sebaliknya, orang-orang yang melakukan tindakan melanggar hukum cukup besar, tapi karena si pelanggar memiliki pengaruh, oleh si penegak hukum si pelanggar hukum hanya dilanggar ringan. Bahkan bisa diganjar bebas sama sekali.
Kelima, Golongan yang tuli, bisu dan tidak tahu apa-apa.
Kelompok ini adalah mereka yang ketika di dunia suka ujub atau menyombongkan diri. Semasa hidupnya kelompok ini merasa dia lah di atas segalanya. Yang lain tidak ada apa-apanya.
Keenam, Golongan yang memamah lidahnya sendiri yang menjulur sampai ke dada dan mengalir nanah dari mulutnya sehingga jamaah kaum muslimin merasa amat jijik terhadapnya.
Kelompok ini merupakan golongan ulama dan pemberi fatwa yang ucapannya bertolak belakang dengan amalannya.
Lain yang disampaikannya, lain pula sikap dan tindak tanduk dalam kesehariannya. Sehingga ada pameo dalam kehidupan bermasyarakat, bahwa pengajian itu hanya urang lain (jamaah), dan bukan untuk kehidupan pribadinya.
Ketujuh, Golongan yang tangan dan kaki dalam keadaan terpotong.
Kelompok ini adalah manusia ketika di dunia suka menyakiti tetangganya. Dimatanya, apa yang dilukukan tetangga selalu salah. Sehingga dia tega berbuat semena-mena kepada tetangga.
Kedelapan, Golongan orang-orang yang disalib di atas batang besi.
Mereka ini adalah golongan orang-orang yang suka mengadukan orang lain kepada penguasa dengan pengaduan batil dan palsu.
Bahkan dia berani berucap sumpah, walau apa yang diadukannya tersebut tidak benar adanya sama sekali. Orang-orang seperti ini cukup banyak kita temui dalam kehidupan nyata sekarang ini.
Kesembilan, Golongan orang-orang yang aroma tubuhnya lebih busuk dari bau bangkai.
Orang-orang ini semasa hidupnya di dunia suka bersenang-senang dengan menuruti semua syahwat tanpa mau menunaikan hak Allah pada harta mereka.
Kesepuluh, Golongan yang berselimut kain yang dicelup aspal mendidih
Kelompok ini semasa hidupnya suka takabur, berlaku sombong, dan membanggakan diri.
Demikian uraian secara ringkas 10 golongan manusia yang dipisahkan dari kaum muslimin di hari kiamat. Semoga kita selalu terhindar dari golongan tersebut. Dan kita berharap selalu mendapat pertolongan untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah swt. Aamiin ya Rabbal’alamin. []
Guru Besar UIN Imam Bonjol Padang, Ketua Dewan Pertimbangan MUI Sumbar, Anggota Wantim MUI Pusat, A’wan PB NU Pusat*)



