JAKARTA, FOKUSSUMBAR.COM – Untuk mewujudkan soliditas dan loyalitas di lingkungan Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) seluruh prajurit harus berupaya secara maksimal melaksanakan komunikasi yang efektif. Hal ini mutlak dilakukan dan secara terus-menerus.
“Komunikasi yang efektif tidak hanya memperkuat soliditas di satuan tetapi juga secara signifikan meningkatkan kualitas kerja baik individu maupun organisasi. Hasilnya dapat dirasakan bersama-sama,” tegas Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana.
Hal itu diungkapkan Dr Aqua Dwipayana sharing bertajuk “Motivasi Baru menuju Prajurit Kopasgat yang Solid, Loyal, Mampu Bergerak Cepat dan Tepat dalam Melaksanakan Tugas” di Batalyon Komando 467 Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma Jakarta Timur, akhir pekan lalu. Pesertanya mencapai 80 orang.
Komandan Kopasgat Marsda TNI Deny Muis sengaja mengundang motivator kawakan tersebut untuk memberi pencerahan kepada semua komandan di jajarannya. Dr Aqua Dwipayana adalah satu-satunya pembicara dari luar di acara Apel Komandan Satuan (Dansat) Kopasgat Tahun Anggaran 2025.
Rumus REACH Plus A+C
Efektivitas komunikasi kata Dr Aqua Dwipayana yang kuliah S1, S2, dan S3-nya linier Ilmu Komunikasi dapat dilaksanakan dengan rumus REACH Plus A+C. Hal ini mengacu pada lima aspek yang dapat dilaksanakan secara universal.
Aspek pertama adalah sikap menghargai orang lain tanpa kecuali yang diwakili dengan kata “Respect”. Pria yang telah mengumrohkan ratusan orang ini menegaskan di mana pun kita berada, jangan pernah menganggap remeh siapa pun. Hormati dan hargai semua orang yang berkomunikasi dengan kita.
“Jangan karena punya pangkat dan jabatan, merasa lebih hebat dari yang lain. Sehingga tidak menghargai orang lain,” kata pria yang selalu bicara apa adanya itu.
Amanah sebagai prajurit, ujar Dr Aqua Dwipayana, sebaiknya dimanfaat sebaik-baiknya dengan menghargai semua orang. Sehingga semuanya merasa nyaman saat bekomunikasi.
Selain itu, tambah bapak dari Alira Vania Putri Dwipayana dan Savero Karamiveta Dwipayana ini, orang yang diajak berkomunikasi tidak ragu-ragu menyampaikan berbagai informasi. Sehingga banyak memperoleh data dan masukan.
Kedua adalah sikap “empathy” (empati). Semua prajurit harus bisa merasakan yang dirasakan orang lain. Ini juga penting buat para komandan kepada seluruh anggotanya.
Ketiga adalah “audible” atau dapat dipahami dan dimengerti. Berusahalah agar semua yang disampaikan kepada orang lain termasuk jajaran, pesannya dapat mereka terima dengan baik.
“Upayakan semua pesan yang disampaikan diterima secara maksimal dan dapat dipahami oleh penerima pesan. Ini sangat penting agar mereka tidak salah memahaminya sehingga umpan baliknya sesuai dengan yang diharapkan,” ungkap penulis buku “super best seller” yang berjudul “The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi” ini.
Aspek selanjutnya adalah “clarity” atau kejelasan dari semua pesan yang disampaikan. Jangan sampai menimbulkan multi interpretasi atau tafsir yang akhirnya tujuan berkomunikasi tidak tercapai.
“Clarity” bisa juga diartikan sebagai upaya melakukan transparansi dalam berkomunikasi. Perlu membiasakan hal ini, tanpa menutup-nutupi informasi, agar penerima pesan menjadi percaya.
Apapun pesan komunikasi yang disampaikan harus dapat dipahami oleh pihak lain, dengan penyampaian yang sederhana dan apa adanya.
Terakhir adalah “humble” atau rendah hati. Jangan pernah tinggi hati dan sombong karena itulah awal dari keterpurukan kita sebagai manusia.
“Contohnya adalah jabatan seseorang. Itu ibarat kapas di ujung telunjuk. Begitu ditiup bisa langsung hilang. Sebagai manusia tidak ada yang perlu kita sombongkan. Semuanya milik Tuhan. Kita hanya dititipkan saja. Setiap saat yang kita miliki bisa diambil pemilikNya dan kita diminta pertanggungjawabannya,” terang Dr Aqua Dwipayana.
Semakin tinggi jabatan dan pangkat seseorang, kata Dr Aqua Dwipayana, seharusnya orang tersebut makin rendah hati. Bukan sebaliknya yang akhirnya dapat merugikan dirinya dalam jangka panjang.
“REACH” menurut pria yang berasal dari Kota Padang, Sumatera Barat ini, tidak ada artinya jika tidak dilengkapi dengan huruf ‘A’ dan ‘C’ yakni Action dan Consistency atau Tindakan nyata dan cepat serta Konsistensi dalam pelaksanaannya. Jadi yang paling penting adalah implementasi pelaksanaannya secara terus-menerus.
Komunikasi itu ungkap Dr Aqua Dwipayana kelihatannnya sederhana. Bahkan ada orang yang menyepelekannya. Apalagi merasa sejak lahir setiap hari telah berkomunikasi.
“Padahal komunikasi itu vital sekali. Jika tidak hati-hati dalam berkomunikasi dampaknya bisa fatal. Telah banyak contoh mengenai hal ini,” tegas Dr Aqua Dwipayana.
Membangkitkan Kesadaran
Dr Aqua Dwipayana mengungkapkan setiap prajurit Kopasgat perlu menumbuhkan motivasi dalam dirinya agar selalu antusias dan optimal melaksanakan tugas-tugasnya. Hal itu dapat dilakukan dengan membangkitkan kesadaran dalam diri masing-masing.
“Motivator terbaik adalah diri sendiri. Setiap prajurit harus berusaha mewujudkan itu dengan mengetahui potensi dirinya dan mengoptimalkannya,” ucap Dr Aqua Dwipayana.
Para komandan, lanjut pria rendah hati itu agar mendorong semua prajuritnya supaya selalu antusias setiap melaksanakan aktivitas mereka terutama menuntaskan seluruh amanah yang diberikan kepada mereka. Dengan begitu maka kinerjanya akan optimal.
Sebagai komandan, ujar mantan wartawan di banyak media besar ini, harus selalu memberi teladan. Ucapannya sama dengan perilakunya, sehingga para prajurit mencontohnya.
Keteladanan itu menurut Dr Aqua Dwipayana tidak hanya ditunjukkan komandan, tetapi juga keluarganya, istri dan anak-anaknya. Konsisten melakukan semua hal positif tersebut.
Pria yang dekat dengan jajaran TNI ini menekankan pentingnya soliditas dan loyalitas sebagai fondasi utama prajurit Kopasgat. “Sebagai pasukan elite, para prajurit harus selalu menjaga kekompakan dan loyalitas terhadap satuan serta komandan. Kecepatan dan ketepatan dalam bertindak tidak hanya bergantung kemampuan fisik, tetapi juga pada kesiapan mental dan komunikasi yang baik,” tegas pria yang suka membantu sesama ini.
Dr Aqua Dwipayana juga mengajak para prajurit untuk terus mengembangkan diri dalam menghadapi dinamika tugas di lapangan.
“Dalam setiap penugasan, para prajurit harus mampu beradaptasi dengan cepat, berpikir strategis, dan menjalankan tugas dengan penuh dedikasi. Jangan pernah berhenti belajar dan berlatih, karena tantangan ke depan semakin kompleks,” ucap pehobi menulis itu. (*)