SLBN 1 Pariaman Gelar Simulasi Evakuasi Gempa, KOGAMI Beri Apresiasi

Fasilitator/pendamping dari KOGAMI, Patra dan Tommy berikan edukasi dalam melakukan simulasi evakuasi bencana di SLBN 1 Kota Pariaman. (foto; ist)

PARIAMAN, FOKUSSUMBAR.COM – Sejak mendapatkan program penyelenggaraan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) pada tahun 2022 dengan fasilitator pendamping Patra Rina Dewi dan Tommy Susanto dari Komunitas Siaga Tsunami (KOGAMI), SLBN 1 Kota Pariaman konsisten melakukan edukasi dan simulasi evakuasi gempa.

Kepala Sekolah SLBN 1 Kota Pariaman, Miky Indra M, S.Pd menjelaskan bahwa sudah seharusnya setiap satuan pendidikan yang berada di kawasan ancaman bencana menjadikan edukasi dan latihan kesiapsiagaan di sekolah menjadi hal yang penting, apalagi di SLB, karena siswa-siswi SLB tentunya lebih membutuhkan pendampingan dari guru dan tendik di saat merespon kejadian bencana.

Miky sangat menyadari bahwa pada jam belajar mengajar di SLBN 1 Pariaman, guru dan Tendik lah yang diamanahi oleh para orang tua untuk pendidikan, termasuk keselamatan anak-anak mereka.

Dengan kesadaran bersama, hari ini Rabu (11/12/2024), SLBN 1 Pariaman melaksanakan simulasi evakuasi, sebagai program rutin tahunan.

Patra dan Tommy dari KOGAMI selaku pendamping/fasilitator sangat mengapresiasi kepedulian Miky Indra selaku Kepala Sekolah, karena tak banyak kepala sekolah yang bisa memotivasi warga sekolah untuk benar-benar mengimplementasikan satuan pendidikan aman bencana seperti yang diamanahkan Permendikbud RI No. 33 Tahun 2019.

Selain pintu kelas (ruangan) yang sudah membuka ke arah luar, rambu evakuasi dan adanya Kelompok
Siaga Bencana Sekolah (KSBS), SLBN 1 Pariaman juga mendapatkan dukungan dari BPBD Provinsi Sumatera Barat berupa pemasangan 1 unit sirine.

Selanjutnya Miky Indra menerangkan bahwa sejak sirine tersebut dipasang, warga sekolah rutin melakukan simulasi evakuasi gempa setiap tanggal 26, sekitar pukul 10.00 Wib, setiap bulan bertepatan dengan pengujian bunyi sirine oleh BPBD.

Khusus untuk hari ini, simulasi evakuasi gempa dilakukan oleh seluruh warga sekolah. Kepsek, guru 29 orang, tendik 4 orang dan 96 siswa (tunadaksa, tunanetra, tunarungu, tunadaksa, tunagrahita, autism) dengan tujuan menguji prosedur penyelamatan diri yang sudah disusun dan disepakati, mengingat terjadi penambahan bangunan (ruang belajar) di SLBN 1 Pariaman.

Hujan deras yang mengguyur tak menghalangi semangat warga sekolah. Simulasi dimulai dengan adanya bunyi alarm sekolah selama 20 detik (sebagai pertanda bahwa terjadi gempa selama 20 detik).

Selama gempa terjadi, guru-guru kelas langsung memastikan siswa-siswi berlindung di bawah meja yang
kokoh sampai gempa berhenti (alarm berhenti). Guru-guru juga kemudian ikut melindungi diri. Setelah gempa berhenti, guru dan siswa keluar dari bawah meja dan berjalan menuju titik kumpul sambal melindung kepala dengan tas/tangan.

Di titik kumpul, guru mencek kondisi siswa. Setelah semua siswa dipastikan lengkap, seluruh sekolah bergerak menuju tempat evakuasi sementara. Tapi karena hari hujan, maka simulasi evakuasi yang dilakukan hanya simulasi evakuasi gempa di lingkungan sekolah saja. Semua warga sekolah terutama siswa-siswi tampak melakukan simulasi evakuasi dengan tenang, tertib dan bersemangat.

Simulasi evakuasi gempa ini juga dihadiri dan diapresiasi oleh Pengawas SLB Dinas Pendidikan Kota Pariaman, Zulhelmawati, S.Pd. Bahkan Zulhelmawati langsung memberikan arahan pada 7 SLB lainnya di kota Pariaman untuk merencanakan dan melaksanakan program SPAB di satuan Pendidikan masing-masing.

Pada sesi evaluasi, KOGAMI mengingatkan kembali agar guru dan tendik memiliki rencana evakuasi keluarga, sehingga jika terjadi gempa berpotensi tsunami (gempa kira-kira 20 detik tak berhenti apalagi kuat), di saat jam sekolah, guru dan Tendik fokus untuk penyelamatan siswa-siswi dan tak was-was lagi karena setiap anggota keluarga ketika terpisah-pisah, juga langsung evakuasi ke tempat aman dari lokasi masing-masing, dan nanti bertemu di tempat evakuasi yang telah disepakati bersama.

Karena keseriusan dalam pengelolaan SLBN 1 Pariaman, salah satunya dengan adanya program SPAB, Miky Indra pada tahun 2024 ini dinobatkan sebagai juara 2 Penilaian Kinerja Kepsek SLB se-Sumatera Barat, dan sebelumnya Miky Indra juga meraih peringkat 3 terbaik pada Bimtek Gudep Aman Bencana Wilayah I dan II (Sumatera dan Jawa) yang dilaksanakan oleh Kwarnas Gerakan Pramuka di Belitung awal Agustus 2024.

Sebagai penutup, Miky Indra berharap kegiatan SPAB ini mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, terutama Dinas Pendidikan, BPBD dan Kepolisian karena jika warga sekolah harus melaksanakan simulasi evakuasi akhir di masjid Badano, tentunya perlu pengamanan yang lebih ketat di sepanjang perjalanan. (*/bima)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *