Oleh : Dr. Sumartono Mulyodiharjo, S.Sos.,M.Si.,CPS.,CSES*
KISAH seorang pengusaha sukses yang rela membayar karyawannya untuk membuatnya tertawa menunjukkan betapa pentingnya tertawa dalam kehidupan, bahkan bagi mereka yang telah mencapai puncak kesuksesan materi.
Kekayaan fantastis dan kesuksesan karier sering kali disertai tekanan besar, rutinitas yang monoton, dan rasa hampa yang sulit diisi dengan hal-hal material. Dalam situasi ini, tertawa menjadi kebutuhan emosional yang berharga –sebuah pelarian dari beban pikiran dan cara untuk mengembalikan keseimbangan hidup.
Pengusaha ini, meskipun kaya raya, menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak hanya berasal dari materi. Ia mungkin memiliki semua yang diinginkan –mobil mewah, rumah megah, dan kekuasaan– tetapi kehilangan momen sederhana yang membuat hidup terasa hidup, seperti tawa. Dengan membayar karyawannya untuk membuatnya tertawa, ia tidak hanya memenuhi kebutuhannya akan hiburan, tetapi juga secara tidak langsung menciptakan lingkungan kerja yang lebih santai dan penuh kegembiraan.
Cerita ini dapat dianalisis dari dua sudut pandang: psikologis dan sosial. Secara psikologis, tertawa adalah salah satu cara untuk mengurangi stres dan ketegangan. Menurut Dr. Robert Provine, seorang ahli neurosains, tertawa adalah aktivitas sosial yang membantu mengatur emosi. Dalam konteks ini, pengusaha tersebut menggunakan tawa sebagai alat untuk menjaga kesehatan mentalnya. Ia mungkin sadar bahwa hidupnya penuh tekanan dan bahwa tertawa adalah terapi alami yang dapat membantunya tetap waras di tengah kesibukan.
Dari perspektif sosial, tindakan pengusaha ini mencerminkan bagaimana tawa dapat membangun hubungan yang lebih baik di tempat kerja. Dengan memberikan penghargaan kepada karyawan yang membuatnya tertawa, ia menciptakan suasana kerja yang lebih manusiawi dan inklusif. Para karyawan tidak hanya melihat bos mereka sebagai otoritas, tetapi juga sebagai manusia yang membutuhkan kehangatan dan koneksi. Hal ini memperkuat teori bahwa humor di tempat kerja dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi stres, dan mempererat hubungan antar individu.
Namun, di balik kisah ini, ada pesan mendalam tentang kehidupan. Pengusaha ini mengingatkan bahwa kesuksesan sejati bukan hanya tentang memiliki harta yang melimpah, tetapi juga tentang menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana. Tertawa adalah pengingat bahwa manusia, seberapa pun hebatnya, tetap membutuhkan momen-momen kecil yang mengisi jiwa. Ia menunjukkan bahwa bahkan di puncak kesuksesan, tawa adalah salah satu kekayaan yang paling berharga.
Cerita ini mengajarkan bahwa tidak ada harga yang terlalu mahal untuk kebahagiaan. Kadang, di tengah segalanya yang tampak sempurna, manusia tetap membutuhkan alasan untuk tertawa. Bagi pengusaha ini, membayar karyawannya untuk membuatnya tertawa bukan hanya investasi dalam kebahagiaan pribadinya, tetapi juga cara untuk menyebarkan kebahagiaan di sekitarnya. Tawa, pada akhirnya, adalah aset tak ternilai yang melampaui kekayaan materi.
Cerita tentang pengusaha sukses yang rela membayar karyawannya untuk membuatnya tertawa sering kali muncul dalam bentuk anekdot atau kisah inspiratif tanpa menyebutkan nama spesifik. Namun, ada beberapa figur terkenal yang mengakui pentingnya tawa dalam hidup mereka, seperti Richard Branson, pendiri Virgin Group, yang dikenal memprioritaskan kebahagiaan dan humor dalam kepemimpinannya. Meski demikian, kisah semacam ini sering kali lebih merupakan ilustrasi daripada fakta yang terkait dengan satu individu.
Richard Branson adalah seorang pengusaha, filantropis, dan penulis asal Inggris yang dikenal sebagai pendiri Virgin Group, sebuah konglomerat yang mencakup lebih dari 400 perusahaan di berbagai industri, termasuk penerbangan, musik, telekomunikasi, dan pariwisata luar angkasa. Ia lahir pada 18 Juli 1950 di Blackheath, London, Inggris, dan sejak usia muda sudah menunjukkan bakat kewirausahaan yang luar biasa.
Richard Branson memulai karier bisnisnya pada usia 16 tahun dengan mendirikan majalah pelajar bernama Student. Di majalah ini, ia menampilkan wawancara dengan tokoh-tokoh terkenal seperti Mick Jagger dan John Lennon. Pada tahun 1970, ia meluncurkan bisnis mail-order untuk menjual rekaman musik, yang kemudian berkembang menjadi toko rekaman dan label musik Virgin Records. Label ini menjadi terkenal karena memproduksi album dari artis-artis ikonik seperti Mike Oldfield, The Sex Pistols, dan Phil Collins.
Pada tahun 1984, Branson mendirikan Virgin Atlantic Airways, yang menjadi salah satu maskapai penerbangan terbesar di dunia. Virgin Group terus berkembang, mencakup industri-industri lain, seperti: Virgin Mobile (telekomunikasi), Virgin Galactic (pariwisata luar angkasa), Virgin Rail (transportasi kereta api di Inggris), dan Virgin Hotels (hospitalitas). Virgin Group dikenal dengan inovasi, pendekatan unik terhadap pemasaran, dan fokus pada kepuasan pelanggan.
Richard Branson terkenal dengan gaya kepemimpinannya yang santai, inovatif, dan penuh humor. Ia percaya bahwa kebahagiaan karyawan adalah kunci kesuksesan perusahaan. Branson sering kali mendorong budaya kerja yang menyenangkan dan berani mengambil risiko dalam bisnis. Ia dikenal dengan kutipan, “Take care of your employees, and they will take care of your business.”
Branson juga dikenal sebagai seorang petualang. Ia pernah memecahkan berbagai rekor dunia, termasuk menjadi orang pertama yang menyeberangi Samudra Atlantik dan Pasifik dengan balon udara. Kehidupannya yang penuh petualangan mencerminkan kepribadian berani dan optimistis yang ia bawa ke dalam dunia bisnis.
Selain bisnis, Branson juga aktif dalam kegiatan filantropi. Ia mendirikan Virgin Unite, organisasi nirlaba yang berfokus pada isu-isu global seperti perubahan iklim, kemiskinan, dan hak asasi manusia. Ia juga mendukung inisiatif lingkungan dan berkomitmen untuk membuat bisnisnya lebih berkelanjutan. Richard Branson adalah simbol keberanian dalam bisnis dan kehidupan. Ia menunjukkan bahwa kegagalan adalah bagian dari perjalanan menuju kesuksesan.
Dengan kekayaan bersih yang mencapai miliaran dolar, ia tetap rendah hati dan percaya bahwa kebahagiaan, hubungan, dan kontribusi kepada masyarakat adalah hal yang paling penting. Buku otobiografinya, Losing My Virginity, menceritakan perjalanan hidupnya yang inspiratif, dari kegagalan hingga kesuksesan, dengan gaya yang penuh humor dan motivasi. Branson adalah contoh nyata bagaimana kegigihan, kreativitas, dan keberanian dapat mengubah visi menjadi realitas.
Di Indonesia, filosofi tentang pentingnya tawa dan kebahagiaan dalam kehidupan sering kali dihubungkan dengan beberapa tokoh terkenal yang mengedepankan nilai-nilai keceriaan, humor, dan hubungan yang harmonis dalam kehidupan pribadi dan profesional mereka. Salah satu tokoh yang bisa dianggap memiliki filosofi “tertawa sebagai sahabat setia kehidupan” adalah Sule (Entis Sutisna), seorang komedian, presenter, dan aktor terkenal di Indonesia.
Sule dikenal luas sebagai salah satu komedian paling sukses di Indonesia. Ia memulai kariernya dari dunia hiburan sebagai pelawak dan presenter, dan kemudian merambah ke dunia akting dan musik. Sule dikenal karena kemampuannya untuk membuat orang tertawa dengan cara yang alami, penuh keceriaan, dan tanpa beban.
Di balik tawa yang ia hadirkan, Sule memiliki filosofi hidup yang mencerminkan bahwa tawa adalah cara untuk mengatasi segala kesulitan hidup. Sule sering kali berbicara dalam wawancara mengenai bagaimana humor dan tawa membantunya menjalani kehidupan yang penuh tantangan. Ia percaya bahwa meskipun hidup penuh dengan rintangan, tawa adalah “sahabat setia” yang bisa membuat segalanya terasa lebih ringan. Filosofi ini tercermin dalam penampilannya yang selalu ceria, baik di panggung maupun dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, dalam menghadapi kesulitan pribadi, Sule tetap bisa tertawa dan membagikan energi positif kepada orang lain.
Dalam dunia hiburan, terutama dalam acara seperti Ini Talkshow, Sule menunjukkan bahwa tawa adalah alat yang ampuh untuk menyatukan orang dan menciptakan ikatan emosional yang lebih kuat. Dengan humornya, ia tidak hanya membuat orang tertawa, tetapi juga memberikan pandangan bahwa hidup ini harus dijalani dengan semangat positif, di mana tawa adalah bagian dari solusi dalam menghadapi masalah.
Filosofi “tertawa sahabat setia kehidupan” yang dimiliki oleh tokoh seperti Sule menunjukkan bahwa humor dan tawa bukan hanya untuk hiburan semata, tetapi juga berfungsi sebagai cara untuk tetap kuat dalam menghadapi tekanan hidup. Dalam budaya Indonesia, humor sering kali dianggap sebagai cara untuk bertahan dalam kesulitan, sebuah mekanisme pertahanan yang membantu individu atau kelompok tetap utuh dalam situasi penuh tantangan.
Filosofi ini juga tercermin dalam berbagai aspek kehidupan Indonesia, di mana masyarakat seringkali menggunakan tawa untuk mengatasi permasalahan sosial dan ekonomi. Humor menjadi alat untuk menyatukan perbedaan, mengurangi ketegangan, dan menciptakan kedekatan antarindividu, yang akhirnya memperkuat hubungan sosial dan meningkatkan kualitas hidup.
Sule, dengan kecerdasan komedinya, menjadi contoh nyata dari filosofi “tertawa sahabat setia kehidupan.” Melalui humor, ia mengajarkan bahwa meskipun kehidupan penuh dengan tantangan, kita harus mampu menghadapi segala sesuatu dengan senyuman dan tawa, karena humor tidak hanya menyatukan orang, tetapi juga memberi kekuatan untuk menghadapi hidup dengan lebih ringan.
Tokoh Indonesia lainnya yang dapat dikaitkan dengan filosofi “tertawa sebagai obat kebahagiaan” adalah Joko Widodo (Jokowi), Presiden Republik Indonesia ke-7. Sebagai seorang politisi dan pengusaha yang sukses, Jokowi dikenal dengan gaya kepemimpinannya yang santai, akrab, dan penuh humor, yang membuatnya lebih dekat dengan rakyat.
Jokowi, sebelum menjabat sebagai Presiden Indonesia, adalah seorang pengusaha mebel yang sukses di Solo. Setelah terjun ke dunia politik, ia menjabat sebagai Wali Kota Solo dan kemudian Gubernur DKI Jakarta, sebelum akhirnya terpilih menjadi Presiden pada tahun 2014. Di sepanjang karier politiknya, Jokowi dikenal sebagai sosok yang memiliki pendekatan yang humanis dan dekat dengan rakyat, serta seringkali memanfaatkan humor dan tawa untuk mencairkan suasana, baik dalam pertemuan resmi maupun dalam interaksi dengan masyarakat.
Jokowi sering mengungkapkan pentingnya memiliki semangat positif dan kebahagiaan dalam bekerja. Salah satu caranya adalah dengan menjaga atmosfer yang ringan dan menyenangkan, bahkan di tengah kesibukan dan tantangan besar yang dihadapi dalam pemerintahan. Dalam berbagai kesempatan, Jokowi selalu memperlihatkan bahwa tertawa dan humor dapat menjadi cara untuk mengurangi ketegangan dan menciptakan hubungan yang lebih dekat antara pemimpin dan rakyat.
Misalnya, Jokowi kerap kali berbicara tentang pentingnya kebahagiaan dalam menjalani kehidupan. Ia percaya bahwa dengan menciptakan suasana hati yang baik dan positif, seseorang dapat lebih mudah mengatasi masalah dan menjalani hidup dengan lebih baik. Dalam beberapa kesempatan, ia juga menunjukkan bahwa tawa adalah cara yang efektif untuk menciptakan kedekatan antarindividu dan meredakan ketegangan, terutama dalam situasi yang penuh tekanan.
Jokowi sering kali mengatakan bahwa dalam setiap situasi sulit, ia berusaha untuk tetap tenang dan mencari solusi dengan kepala dingin, namun dengan sentuhan humor yang dapat membuat orang merasa lebih nyaman. Hal ini mencerminkan bahwa tawa bukan hanya soal hiburan, tetapi juga dapat menjadi obat bagi kebahagiaan dan kesehatan mental, yang akhirnya berpengaruh positif terhadap efektivitas pekerjaan.
Sebagai pemimpin, Jokowi mengerti bahwa ketegangan yang terlalu tinggi dapat merugikan proses pengambilan keputusan dan hubungan interpersonal. Maka dari itu, dengan humor yang sederhana dan tawa yang membumi, ia mampu menciptakan atmosfer yang lebih santai di lingkungan kerja, yang pada gilirannya meningkatkan semangat tim dalam menghadapi tantangan besar. [*]
*) Penulis adalah Komunikator Indonesia