Oleh : Silar Mayulita*
GENERASI Z, atau yang lebih akrab disebut Gen Z, adalah generasi yang tumbuh dan berkembang di tengah kecanggihan teknologi digital. Lahir di era serba instan dan terhubung, mahasiswa Gen Z punya cara berpikir yang berbeda dari generasi sebelumnya.
Mereka lebih cepat dalam mengakses informasi, lebih adaptif terhadap perubahan, dan punya pandangan unik terhadap dunia. Tak heran, mahasiswa Gen Z kini menjadi pintu depan dalam revolusi pemikiran yang membentuk arah baru dalam dunia pendidikan dan sosial.
Mahasiswa Gen Z: Si Kritis, Solutif, dan Kolaboratif
Mahasiswa Gen Z bukan sekadar pengguna teknologi. Mereka adalah generasi yang haus akan kebenaran, tak segan mengkritisi isu sosial, politik, hingga ekonomi. Mereka tidak asal menerima informasi, tapi mengecek ulang, membandingkan sumber, dan berani menyuarakan pendapat.
Sikap kritis ini menjadi bagian penting dari proses berpikir revolusioner yang mendorong perubahan nyata di masyarakat. Bukan sekedar omong kosong, melainkan aksi yang nyata.
Tak hanya kritis, Gen Z juga dikenal solutif. Mereka tidak berhenti pada kritik, tetapi berusaha mencari solusi atas masalah yang dihadapi. Pendekatan ini jauh lebih konstruktif dan berdampak positif dalam menciptakan perubahan, dibandingkan hanya mengeluh tanpa arah.
Selain itu, Gen Z cenderung inklusif dan terbuka. Perbedaan agama, budaya, hingga ideologi bukanlah halangan untuk berkolaborasi. Justru keberagaman itu mereka anggap sebagai kekayaan yang bisa memperluas wawasan dan melahirkan inovasi baru. Ini adalah sikap penting di tengah dunia global yang semakin terhubung.
Tecnology is friend and action!
Teknologi digital ibarat “senjata utama” bagi mahasiswa Gen Z. Mulai dari Google, YouTube, hingga media sosial seperti Instagram dan TikTok—semuanya menjadi alat untuk belajar, berdiskusi, dan menyuarakan aspirasi. Tapi tentu saja, teknologi bukan hanya untuk hiburan.
Mahasiswa cerdas, tahu bagaimana memanfaatkannya untuk hal positif. Menyebarkan ide, membangun komunitas, hingga memimpin gerakan sosial. Tidak ada kawan yang setia, melainkan teknologi. Betul bukan? Smarphone contohnya.
Apa yang Mendorong Revolusi Pemikiran Ini?
Beberapa faktor utama yang mendorong perubahan cara berpikir mahasiswa Gen Z antara lain:
Akses Informasi Tanpa Batas
Lewat internet, mahasiswa bisa menggali informasi dari berbagai penjuru dunia hanya dalam hitungan detik. Hal ini membuka wawasan mereka dan mempercepat proses belajar serta refleksi diri. Dengan internet, para pelajar akan sangat mudah pergi ke negera-negara yang inigin mereka tuju. Dengan satu ketikan jari mereka sampai di Inggris, Amerika bahkan keluar angkasa.
Globalisasi dan Ketimpangan Sosial
Realita ketidakadilan dan berbagai isu global mendorong mahasiswa Gen Z untuk tidak diam. Mereka merasa perlu ikut andil dalam mencari solusi, bahkan jika itu telah dilakukan oleh mahasiswa berarti merekatelah keluar dari zona nyaman.
Ekosistem Digital yang Mendukung
Banyak platform digital kini menjadi wadah kreatif bagi mahasiswa. Ide-ide yang dulu mungkin hanya disampaikan di kelas, kini bisa menjangkau ribuan bahkan jutaan orang lewat media sosial. Yang dulunya hanya sampai di sekitaran nagari, sekarang sampai keluar negeri.
Gunakan Teknologi dengan Bijak!
Meski teknologi membawa banyak manfaat, ada tantangan yang tak boleh diabaikan:
Jangan Telan Mentah Informasi
Di tengah banjir informasi, mahasiswa harus cermat memilah mana yang fakta, mana yang hoaks. Bersikap kritis dan selektif adalah kuncinya mahasiswa. Memakan informasi mentah, sama dengan memakan makanan mentah yang belum dimasak, akan banyak efek sampingnya bagi kesehatan. Begitu juga dengan memakan informasi secara mentah, akan banyak mendatangkan kesesatan, masalah, dan kesalahpahaman.
Gunakan Media Sosial untuk Edukasi
Yuk, ubah media sosial jadi tempat berbagi ilmu dan inspirasi, bukan cuma ajang pamer atau hiburan semata. Mari isi linimasa dengan konten yang membangun! Bangun, bukan berarti bangkit dari tidur. Tapi gerakan pola pikir yang berkualitas, jadi mahasiwa yang berkelas.
Jadi Agen Perubahan itu keren!
Melakukan perubahan, tidak berarti mengubah dunia secara langsung. Melainkan perubahan yang mulai dari hal kecil: seperti diri sendiri, teman, dan keluarga. Para mahasiswa sudah mempunya alat untuk melakukan perubahan. Seperti platform sosial media, tinggal mereka, Mau dijadikan apa.
Perubahan nggak harus Nunggu Lulus
Revolusi pemikiran mahasiswa adalah perubahan besar dalam cara mereka melihat dan menghadapi dunia. Ia dimulai dari kesadaran terhadap masalah sekitar, berkembang menjadi proses berpikir kritis, dan diwujudkan lewat aksi nyata.
Mahasiswa Gen Z punya semua alat dan potensi untuk jadi agen perubahan. Tinggal bagaimana kita memilih, hanya jadi penonton, atau ikut ambil peran dalam membentuk masa depan. Jangan tunggu ijazah untuk melakukan perubahan, tapi mulailah bergerak karena sejarah nggak ditulis oleh orang pasif, melainkan mereka yang berani bergerak.
*) Mahasiswa Prodi Studi Agama UIN Imam Bonjol Padang