Banner Bupati Siak
Dakwah  

“Marhaban ya Ramadhan, Bulan Penuh Keberkahan”

Oleh : Buya H. Abdel Haq, S.Ag, MA*

HANYA menunggu waktu saja, umat Islam di pelosok dunia, tak terkecuali Indonesia akan kembali didatangi sayyidusy syahur, penghulu bulan. Penghulu bulan itu adalah bulan suci Ramadhan. Bulan ini selalu dinanti, dirindukan lapisan umat Islam. Karena bulan ini banyak keistimewaan, keberkahan, ampunan dan kasih sayang Allah Swt kepada hamba-Nya.

Sebagaimana hadis Rasulullah Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA :

“Qad jaa-akum Ramadhaanu syahrun mubaarakun iftaradhallaahu ‘alaikum shiyaamahu, tuftahu fiihi abwaabul jannati, wa tughlaqu fiihi abwaabul jahiimi, wa tughallu fiihisy syayaathiinu, fiihi lailatun khairum  min alfi syahrin, man hurima khairahaa faqad hurima. (Rawaahu Ahmad).

Yang artinya : “telah datang kepada kamu bulan Ramadhan, bulan penuh keberkahan, yang diwajibkan Allah kepada kamu berpuasa, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para syaitan dibelenggu. Pada bulan ini ada satu malam, yang lebih baik dari seribu bulan. Bagi siapa yang tidak mendapatkan kebaikannya (bulan Ramadhan), sungguh ia telah merugi”.

Kedatangan bulan Ramadhan selalu ditunggu dan dirindukan setiap tahunnya, akan tetapi kehadiran bulan Ramadhan, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang pernah dialami oleh umat Islam. Ada kalanya kemunculan Ramadhan, tatkala umat Islam dalam kondisi negara baik-baik saja. Suatu ketika Ramadhan hadir ketika negara tidak baik-baik saja.

Begitu pula, kehadiran bulan suci Ramadhan tatkala kita masih bisa berkumpul dengan orang-orang yang tercinta. Masih bisa berkumpul dengan ayah, ibu, anak, kakek, nenek dan keluarga besar. Namun ada saatnya, Ramadhan menghampiri kita, tatkala jauh atau tidak bersama mereka yang kita cintai.

Boleh jadi mereka yang dicintai telah dijemput oleh Allah Swt atau disebabkan hal lain. Karena berjauhan tempat tinggal, ditimpa oleh penyakit atau pun halangan lainnya. Namun Kedatangan bulan suci Ramadhan tetap menjadi mascot, perhatian khusus bagi para pecinta bulan suci yang banyak keistimewaan, kebaikan dan maghfirah di dalamnya.

Itulah sebabnya kehadiran bulan suci Ramadhan selalu disambut dengan ucapan “Marhaban Ya Ramadhan Ya Muthahhir”. Selamat datang bulan Ramadhan yang menyucikan dari dosa dan kemaksiatan.

Dalam menyambut bulan suci Ramadhan berbeda ucapannya dengan menyambut tamu biasa.  Yaitu dengan ucapan “ahlan wa sahlan”. Bulan Ramadhan bagi umat Islam adalah tamu istimewa yang banyak membawa keberuntungan, keberkahan, ampunan dan kasih sayang Allah Swt kepada umat Islam.

Oleh sebab itulah, kedatangan bulan Ramadhan kali ini jangan sampai disia-siakan, berlalu begitu saja karena bulan ini banyak keistimewaan dan kelebihannya, seperti diungkapkan oleh hadis Rasulullah Muhammad SAW di atas. Adapun keistimewaan bulan suci Ramadhan itu adalah sebagai berikut  :

1. Bulan penuh keberkahan, yang berarti banyak kelebihan, bertambah, meningkat dan berkembang terus. Justeru itu, bagi umat Islam kedatangan bulan suci

Ramadhan, harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk melakukan rangkaian ibadah. Melakukan amal ibadah di bulan puasa, nilai dan bobotnya tidak sama dengan beribadah di bulan selain bulan Ramadhan. Pada bulan ini, ibadah wajib yang dilakukan nilai atau pahalanya dilipatgandakan oleh Allah Swt.

Melakukan amal sunah di bulan Ramadhan dinilai Allah Swt seperti mengerjakan amal fardhu. Berinfaq di bulan suci Ramadhan pun pahala dan nilainya di sisi Allah Swt dilipatgandakan. Begitu juga, membaca Al-Quran di bulan turunnya Al-Quran, luar biasa nilai dan manfaat yang diberikan oleh Allah Swt kepada mereka yang membiasakan membaca Al-Quran. Tidak tertutup kemungkinan bonus disediakan oleh Allah Swt kepada mereka yang senang melakukan amal kebaikan dalam pengertian yang luas.

2. Bulan yang diwajibkan berpuasa bagi mereka yang beriman. Seperti dijelaskan oleh Allah Swt dalam surah Al-Baqarah ayat 183 :

Yaa ayyuhalladziina aamanuu kutiba ‘alaikumush shiyaamu, kamaa kutiba ‘alal ladziina min qablikum la’allakum tattaquun.

Artinya : “hai orang yang beriman diwajibkan kepadamu berpuasa (di bulan Ramadhan) sebagaimana diwajibkan atas orang-orang yang ada sebelum kamu. Semoga dengan berpuasa kamu menjadi orang yang bertaqwa”.

Sudah merupakan agenda rutin bagi umat Islam beriman melakukan ibadah puasa. Puasa berarti menahan, mengendalikan diri dari segala yang membatalkan ibadah puasa. Yaitu menahan dari haus, lapar, berhubungan intim suami isteri mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari.

Dengan melaksanakan ibadah puasa secara baik sesuai dengan ketentuan dan menghindari segala hal yang akan merusak nilai ibadah puasa. Seperti bicara kotor, menggunjing, berdusta, melakukan maksiat lainnya.

Ibadah puasa Ramadhan yang dilakukan secara maksimal, mengendalikan mata, telinga, tangan, kaki dan hati untuk selalu dalam koridor, ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Insya Allah, akan membawa yang berpuasa kepada derajat muttaqin.

3. Pada bulan ini dibukakan pintu-pintu surga oleh Allah Swt. Ini merupakan saat dan kesempatan terbaik bagi umat Islam, untuk meraup dan meraih segala fasilitas yang disediakan oleh Allah Swt selama bulan suci Ramadhan. Dibukakan pintu-pintu surga berarti, kesempatan berbuat baik, melakukan amal ibadah difasilitasi oleh Allah Swt dengan balasan berlipat ganda. Sehingga pada bulan Ramadhan bagi umat Islam, bagaikan berada di surga dunia.

Karena semangat untuk melakukan amal kebaikan, ibadah wajib dan ibadah sunah sangat kuat sekali. Karena pada bulan Ramadhan umat Islam kembali mendapatkan latihan, penempaan dan pembajaan sebulan penuh. Dengan TC sebulan penuh, diharapkan umat Islam mampu membiasakan dan melestarikan amal ibadah secara tertib, disiplin dengan penuh keikhlasan pasca Ramadhan nantinya.

4. Pintu-pintu neraka ditutup, dengan pengertian setelah pintu-pintu surga dibuka seluas-luasnya, maka kecil kemungkinan dari umat Islam yang beriman untuk melakukan perbuatan dosa dan maksiat lainnya. Karena mereka telah asyik masyguk dengan rangkaian amal ibadah di bulan suci penuh keberkahan, ampunan dan keistimewaan.

Pada siang harinya berpuasa, membaca Al-Quran, beristighfar dan melakukan amal kebaikan lainnya. Apalagi, didukung oleh suasana yang sangat kondusif selama Ramadhan. Masjid dan Mushalla ramai dengan jamaah.

Ada kegiatan Pesantren Ramadhan, tahsin Al-Quran, kelompok pengajian dan shalat berjamaah yang sangat ramai. Dengan kegiatan positif, amal kebaikan yang masif di bulan suci Ramadhan, dengan sendirinya pintu-pintu neraka ditutup Allah Swt buat mereka yang beriman.

5. Para syaitan dibelenggu, maksudnya adalah selama bulan Ramadhan umat Islam beriman betul-betul fokus dengan rangkaian ibadahnya. Shalat berjamaah setiap waktu, termasuk shalat tarwih dan witir, bertadarus, melakukan amal-amal sosial. Memberikan bantuan kepada fakir, miskin, mereka yang terlantar disantuni.

Termasuk peduli terhadap orang jompo, anak yatim serta menyediakan kegiatan ta’jil, menyiapkan perbukaan buat musafir, mau pun menyediakan perbukaan bagi yang berpuasa. Semuanya ini, adalah bentuk kegiatan positif yang dilakukan selama bulan Ramadhan, dalam upaya merealisasikan amal kebaikan di bulan penuh keberkahan, ampunan dan keistimewaan lainnya.

6. Pada bulan Ramadhan ada satu malam, yang lebih baik dari seribu bulan. Inilah yang terkenal dengan lailatul qadar, malam qadar. Sesuai dengan firman Allah Swt dalam surah Al-Qadr :

“Inna anzalnaahu fi lailatil qadri, wa maa adraaka maa lailatul qadri, lailatul qadri khairum min min alfisyahrin, tanazzalul malaa-ikatu war ruuhu fiihaa bi izni rabbihim min kulli amrin, salaamun hiya hattaa mathla’il fajri”.

Artinya : sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam qadar, dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.

Malam qadar itu adalah malam penuh keberkahan dari Allah Swt yang telah menurunkan Al-Quran dan pada malam itu pun turun pula para malaikat, termasuk Ruh (Malaikat Jibril). Siapa yang mendapatkan beramal di malam qadar itu, berarti lebih baik nilainya dari pada beribadah seribu bulan, lebih kurang 83 tahun. Justeru itu, umat Islam beriman harus selalu siaga untuk mendapatkan malam qadar tersebut.

Menurut Rasulullah Muhammad SAW lailatul qadar itu, terjadi pada malam ganjil, malam 21, 23, 25, 27 dan 29 Ramadhan. Sudah merupakan kebiasaan umat Islam pada malam-malam ganjil melakukan i’tikaf di masjid. Sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Rasulullah Muhammad SAW.

Barang siapa yang tidak mendapatkan kebaikannya di bulan Ramadhan, yang penuh keberkahan, ampunan, kasih sayang dan keistimewaan ini, maka merugilah mereka, begitu kata Rasulullah Muhammad SAW dalam akhir hadisnya.

Semoga kita umat Islam pada bulan Ramadhan kali ini, diharapkan mampu memaksimalkan rangkaian ibadah sebaik-baiknya. Sehingga meraih predikat muttaqin dan kembali suci, fitrah seperti bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya. []

*) Penulis Aktivis Dakwah, terakhir menjabat Kakankemenag Kabupaten Dharmasraya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *