Banner Bupati Siak
Dakwah  

Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW

Oleh: H. Gusfahmi Arifin, SE., MA., MM.

سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِيٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلٗا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِي بَٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنۡ ءَايَٰتِنَآۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ ١

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS. Al Isra [17]: 1).

وَلَقَدۡ رَءَاهُ نَزۡلَةً أُخۡرَىٰ ١٣  عِندَ سِدۡرَةِ ٱلۡمُنتَهَىٰ ١٤

Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain. (yaitu) di Sidratil Muntaha (QS. An Najm [53]: 13-14).

Isra (الإسراء) adalah perjalanan Rasulullah Muhammad SAW di malam hari, pada hari Jum’at tanggal 27 Rajab Tahun 620 M, dari Masjidil Haram di Kota Makkah menuju Masjidil Aqsa di Baitul Maqdis, Palestina, yang berjarak 1.250 km. Nabi Muhammad SAW bercerita bahwa malam itu beliau sedang berbaring di Hijir Ismail di dekat Ka’bah, lalu tiba-tiba datang malaikat Jibril AS, yang kemudian membedah perut beliau, mengeluarkan hati, mencucinya dengan air zamzam diatas nampan yang terbuat dari emas. Setelah itu, hati beliau dimasukkan iman dan hikmah, lalu dijahit kembali.

Setelah itu, beliau naik kendaraan yang bernama Buraq (البراق) yang artinya kilat, seekor hewan berwarna putih, yang lebih besar dari keledai namun lebih kecil dari bighal (peranakan kuda dengan keledai), yang mana kakinya dapat melangkah sekali langkah sejauh mata memandang. Lalu beliau dibawa naik oleh malaikat Jibril AS menuju Masjidil Aqsa. Sebelum sampai di Masjidil Aqsa, beliau turun tiga kali untuk shalat 2 raka’at, yaitu di Thayyibah (Kota Madinah), Thursina (Bukit Thursina di Mesir) dan Bethlehem (Baitul Lahm, kota kelahiran Nabi Isa AS). Sampai di Masjid Aqsa, beliau shalat 2 raka’at mengimami 124.000 para Nabi. Setelah itu, beliau ditawarkan 2 gelas minuman berisi susu dan madu. Beliau memilih susu. Lalu Nabi Muhammad SAW Mi’raj (المعراج) naik ke langit.

Perjalanan dari bumi ke langit pertama berjarak 500 tahun perjalanan, hingga bertemu malaikat penjaga langit yang bertanya kepada Malaikat Jibril tentang siapa yang datang dan bersama siapa? Dijawab oleh Malaikat Jibril bahwa beliau datang bersama Nabi Muhammad SAW, hingga dibukakan pintu langit. Pada langit pertama hingga ketujuh beliau bertemu dengan Nabi Adam AS, Yahya dan Isa AS, Yusuf AS, Idris AS, Harus AS, Musa AS dan Ibrahim AS. Diatas langit ketujuh ada Baitul Makmur, dimana setiap hari 70.000 malaikat masuk dan tawaf didalamnya dan tidak keluar lagi. Setelah itu, Nabi Muhammad SAW naik ke Sidratul Muntaha (tempat berkesudahan), tempat tertinggi yang bisa dijangkau makhluk.

 ثُمَّ يُجۡزَىٰهُ ٱلۡجَزَآءَ ٱلۡأَوۡفَىٰ ٤١  وَأَنَّ إِلَىٰ رَبِّكَ ٱلۡمُنتَهَىٰ ٤٢

Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna. Dan bahwasanya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu). (QS. An Najm [53]: 41-42).

Sidratul Muntaha bentuknya seperti kubah dengan daun jendelanya laksana telinga-telinga gajah. Di dasarnya ada empat sungai. Kemudian Nabi Muhammad SAW mendengar suara goretan pena, perintah Allah SWT yang mewajibkan shalat lima puluh kali. Ketika turun ke langit ke enam, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Musa AS yang memberi nasehat agar Rasulullah SAW meminta keringanan kepada Allah SWT agar kewajiban Shalat dikurangi. Lalu Rasulullah SAW memohon kepada Allah SWT, sehingga dikurangi menjadi 40x, 30x, 20x, 10x, dan 5x. Ketika shalat sudah ditetapkan 5x, Nabi Musa tetap menyarankan agar Rasulullah SAW meminta keringanan. Namun Rasulullah SAW mengatakan bahwa beliau malu kepada Allah SWT. Disaat itulah, Allah SWT berfirman,”Sungguh AKu telah putuskan kewajiban dariku ini dan Aku telah ringankan buat hamba-hamba-Ku dan aku akan balas setiap satu kebaikan (shalat) dengan sepuluh balasan (pahala)“. (HR. Bukhari no. 2968). Setelah itu, Rasulullah SAW masuk kedalam surga, dimana kubahnya terbuat dari mutiara dan tanahnya dari misik“. (HR. Bukhari no. 3094). Setelah itu, beliau kembali turun ke Masjidil Aqsa di Baitul Maqdis, lalu terus ke Masjidil Haram dan sampai sebelum shubuh.

Isra dan Mi’raj mengandung beberapa hikmah penting: pertama, Isra Mi’raj adalah sebuah perjalanan untuk menghibur Nabi Muhammad SAW karena sebelum peristiwa tersebut beliau ditinggalkan oleh orang yang sangat beliau cintai yaitu Istrinya Khadijah RA dan Pamannya Abu Thalib. Kedua orang tersebut adalah benteng moril maupun materiil, pendukung utama ketika Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama Islam; Kedua, untuk memperlihatkan sebagian tanda-tanda kebesaran Allah SWT; Ketiga, untuk menerima perintah ibadah Shalat 5 waktu”.

إِنَّآ أَعۡطَيۡنَٰكَ ٱلۡكَوۡثَرَ ١  فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنۡحَرۡ ٢  إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ ٱلۡأَبۡتَرُ ٣

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus (QS. Al Kautsar [108]: 1-3).

إِنَّنِيٓ أَنَا ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعۡبُدۡنِي وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِذِكۡرِيٓ ١٤

Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku (QS. Tha Ha [20]: 14).

وَأۡمُرۡ أَهۡلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصۡطَبِرۡ عَلَيۡهَاۖ لَا نَسۡ‍َٔلُكَ رِزۡقٗاۖ نَّحۡنُ نَرۡزُقُكَۗ وَٱلۡعَٰقِبَةُ لِلتَّقۡوَىٰ ١٣٢

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa (QS. Tha Ha [20]: 132).

وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱرۡكَعُواْ مَعَ ٱلرَّٰكِعِينَ ٤٣

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku´lah beserta orang-orang yang ruku´(QS. Al Baqarah [2]: 43).

Shalat Tiang Agama, Meninggalkan Shalat Merobohkan Agama

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ  قَالَ رَأْسُ الْأَمْرِ الْإِسْلَامُ وَعَمُودُهُ الصَّلَاةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ

Dari Mu’adz bin Jabal… Kemudian beliau bersabda: “Maukah kamu aku tunjukkan pokok perkara agama, tiang dan puncaknya?” Aku menjawab: “Ya, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: “Pokok dari perkara agama adalah Islam, tiangnya adalah shalat, sedangkan puncaknya adalah jihad.’ (HR. Tirmidzi no. 2541).

Shalat Mencegah Perbuatan Keji Dan Mungkar

ٱتۡلُ مَآ أُوحِيَ إِلَيۡكَ مِنَ ٱلۡكِتَٰبِ وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِۗ وَلَذِكۡرُ ٱللَّهِ أَكۡبَرُۗ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ مَا تَصۡنَعُونَ ٤٥

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al Ankabut [29]: 45).

Shalat Ada Waktunya, Jika terlewat maka hilanglah!

أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِدُلُوكِ ٱلشَّمۡسِ إِلَىٰ غَسَقِ ٱلَّيۡلِ وَقُرۡءَانَ ٱلۡفَجۡرِۖ إِنَّ قُرۡءَانَ ٱلۡفَجۡرِ كَانَ مَشۡهُودٗا ٧٨

Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat) (QS. Al Isra’ [17]; 78).

Shalat Tidak Bisa Ditinggalkan Dalam Keadaan Apapun

فَإِذَا قَضَيۡتُمُ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ قِيَٰمٗا وَقُعُودٗا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمۡۚ فَإِذَا ٱطۡمَأۡنَنتُمۡ فَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَۚ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ كَانَتۡ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ كِتَٰبٗا مَّوۡقُوتٗا ١٠٣

Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman (QS. An Nisaa’ [4]: 103).

Bayar Lupa Shalat Ketika Ingat!

عَنِ ابْنِ الْمُسَيِّبِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَامَ عَنِ الصُّبْحِ فَصَلَّاهَا بَعْدَمَا طَلَعَتِ الشَّمْسُ ثُمَّ قَالَ: ” مَنْ نَسِيَ الصَّلَاةَ فَلْيُصَلِّهَا إِذَا ذَكَرَهَا، فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ: {أَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي} [طه: 14[ ”

Dari Ibnu Al Musayyab : Bahwa Rasulullah tertidur hingga waktu subuh lewat, lalu beliau mengerjakannya sesudah matahari terbit, kemudian bersabda, “Barangsiapa lupa akan shalatnya, hendaklah ia mengerjakannya apabila ingat kepadanya, karena sesungguhnya Allah berfirman, ‘Dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku’.” (Q.S. Thaahaa [20]: 14) (HR. Syafi’i no. 808).

Tidak Shalat, Kafir!

عَنْ أَبِي سُفْيَانَ قَالَ سَمِعْتُ جَابِرًا يَقُولُا سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلَاةِ 

Dari Abu Sufyan dia berkata, saya mendengar Jabir berkata, “Saya mendengar Nabi SAW bersabda: “Sungguh, yang memisahkan antara seorang laki-laki dengan kesyirikan dan kekufuan adalah meninggalkan shalat’.” (HR. Muslim no. 116).

*) Penyuluh Pajak Ahli Madya, Kanwil Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Sumbar dan Jambi, dan sekarang Mahasiswa S3 Hukum Islam, UIN Imam Bonjol Padang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *