Cegah Abrasi Pantai Sasak Ranah Pasisie, Mahasiswa Pascasarjana UNP Tanam Seribu Pohon Pelindung

Mahasiswa Pascasarjana Program Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Negeri Padang (UNP) melakukan penanaman seribu pohon pelindung di Pantai Sasak, Nagari Ranah Pasisie. (foto; ist)

SASAK RANAH PASISIA, FOKUSSUMBAR.COM – Mahasiswa Pascasarjana Program Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Negeri Padang (UNP) melakukan penanaman seribu pohon pelindung di Pantai Sasak, Nagari Ranah Pasisie, Kecamatan Sasak Ranah Pasisie, pada Senin (5/5/2025). Jenis pohon yang ditanam antara lain cemara laut, mangrove, dan ketapang.

Kegiatan ini tidak hanya melibatkan mahasiswa, tetapi juga didukung oleh unsur pemerintah kecamatan dan nagari, kepolisian, serta pelajar. Kolaborasi ini diharapkan dapat menumbuhkan kepedulian bersama terhadap pentingnya pohon pelindung di sepanjang garis pantai, khususnya di wilayah Sasak Ranah Pasisia yang rentan terhadap abrasi.

Wakil Direktur Pascasarjana UNP, Prof. Indang Dewata, menyampaikan bahwa penanaman pohon merupakan bentuk ibadah dan investasi keberlanjutan kehidupan, terutama untuk menjaga ketersediaan oksigen bagi manusia.

“Manusia membutuhkan sekitar 500 liter oksigen per hari. Jika dihitung, dengan harga oksigen Rp55 ribu per liter, maka nilai oksigen yang kita nikmati mencapai Rp20 juta per hari. Pohon adalah sumber utama oksigen tersebut. Jadi, apa yang kita lakukan hari ini adalah bentuk ibadah dan kepedulian akan masa depan,” ungkapnya.

Ia juga menekankan pentingnya mitigasi bencana, terutama mengingat wilayah Pasaman Barat merupakan daerah rawan bencana. “Setiap tahun garis pantai di sini menyusut 3 hingga 4 meter. Salah satu upaya konvensional untuk mencegahnya adalah dengan penanaman pohon, selain pendekatan teknologi seperti pemasangan batu grip,” tambahnya.

Prof. Indang menyampaikan apresiasinya atas sinergi dari berbagai pihak. “Alhamdulillah, kolaborasi ini luar biasa. Dukungan dari wali nagari, camat, kepolisian, dan Bupati Pasbar terhadap isu lingkungan sangat luar biasa,” ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Barat yang juga mahasiswa Pascasarjana UNP, Yozarwardi Usama, menjelaskan bahwa berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) provinsi yang merujuk pada RTRW nasional, kawasan sepanjang pantai merupakan kawasan lindung yang harus dijaga.

“Penanaman pohon ini merupakan bagian dari mitigasi bencana megathrust. Contohnya sudah terlihat di negara lain seperti Jepang, di mana pepohonan terbukti dapat menghambat laju pemanasan bumi,” tuturnya.

Ia juga mengapresiasi peran Bupati Pasaman Barat dalam mendukung program lingkungan hidup ini, terlebih di tengah keterbatasan anggaran. “Kolaborasi dan pemanfaatan dana CSR menjadi solusi strategis untuk efisiensi dalam menjaga lingkungan,” jelasnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat, Edison Zelmi, menyebutkan bahwa dari total 140 kilometer garis pantai di Pasbar, sebagian sudah mengalami kerusakan.

“Melalui kegiatan ini, kami berharap bisa memulihkan kondisi pantai sekaligus mengajak partisipasi aktif mahasiswa dan masyarakat. Penanaman pohon ini adalah langkah penting untuk meminimalisasi dampak bencana,” ujarnya. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *