Kembali Terang di RSUD Sungai Dareh, 37 Warga Ikut Operasi Katarak Gratis

Sebanyak 37 pasien katarak menerima layanan operasi gratis di RSUD Sungai Dareh. (foto; ist)

DHARMASRAYA, FOKUSSUMBAR.COM – Harapan dan rasa haru menyatu di wajah 37 pasien katarak yang menerima layanan operasi gratis di RSUD Sungai Dareh, kabupaten Dharmasraya.

Salah seorang pasien, Mastuti dari Padang Laweh, tak henti-henti mengucap syukur. Matanya yang beberapa tahun ini buram kini mulai terang. Saat ia bangun esok pagi, takkan ada lagi “kabut” yang menghalangi pandangan matanya.

“Alhamdulillah, insya Allah besok saya bisa melihat lagi dengan terang. Terima kasih kepada Ibu Bupati dan Ibu Wakil Bupati, bapak ibu dokter dan seluruh petugas RSUD, dan semua yang telah membantu.” ungkapnya haru, Sabtu, (10/05/2025).

Demikian juga Sumarno, Warga Sitiung V Bukit Mindawa. Ia mengaku sangat bersyukur mendapatkan program ini. Dirinya berharap, sepulang dari Rumah Sakit nanti akan dapat kembali meneruskan kegiatannya sebagai petani. Kegiatan yang sudah lama tak ia geluti dengan normal.

“Mata saya buram, silau terhadap cahaya, yang membuat saya tidak dapat beraktifitas normal,” jelasnya.

Operasi ini merupakan bagian dari program 100 hari kerja Bupati Annisa Suci Ramadhani dan Wakil Bupati Leli Arni yang menaruh perhatian besar pada pemenuhan hak dasar masyarakat atas layanan kesehatan.

Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Sekretaris Daerah H. Adlisman yang mewakili Bupati Annisa Suci Ramadhani, menekankan bahwa program ini adalah bukti hadirnya negara di tengah masyarakat.

Sedangkan Ketua Panitia Pelaksana, Yefrinaldi yang juga Asisten Ekonomi dan Pembangunan, menyebut bahwa kegiatan ini berjalan berkat sinergi lintas lembaga.

Adapun pihak-pihak yang turut berpartisipasi adalah Baznas Dharmasraya, Departemen Mata Universitas Andalas, dan Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) Sumatera Barat dan Bank Nagari.

“Terima Kasih kepada pihak-pihak turut menjadi tulang punggung suksesnya operasi ini melalui dukungan medis, teknis, dan pendanaan sosial,” ungkapnya.

Dirinya menyebut, seharusnya ada 42 orang yang didaftarkan untuk ikut program ini. Namun hanya 41 orang yang hadir, dan setelah proses skrining, hanya 37 yang siap naik meja operasi.

Direktur RSUD Sei Dareh, Sarti Novita, S.Si, Apt, M.K.M, menyatakan bahwa kegiatan ini tidak hanya menyentuh aspek pengobatan, tapi juga membangun kembali semangat hidup masyarakat.

Dia menyebut, RSUD Sungai Dareh berkomitmen meningkatkan kualitas layanan secara menyeluruh, termasuk dengan memperluas jangkauan program preventif dan promotif. Termasuk mendatangkan beberapa orang Dokter Spesialis Mata pada hari ini untuk melakukan operasi katarak.

Ia menyampaikan terima kasih atas dukungan penuh para dokter spesialis, tim perawat, masyarakat luas serta seluruh pihak yang tetap memberikan kepercayaan kepada RSUD Sungai Dareh untuk memberikan layanan terbaik kepada masyarakat.

“Kami memang belum sempurna, tapi kami punya tekat untuk menjadi lebih baik,” ungkapnya.

Salah satu elemen penting dari kegiatan ini adalah Pelatihan Petugas Lihat Mata (Pelita) yang diikuti oleh kader-kader Posyandu dari berbagai nagari.

Para kader dilatih untuk mendeteksi gejala awal gangguan penglihatan seperti katarak dan rabun pada anak maupun lansia.

Dengan pengetahuan ini, kader diharapkan mampu menjadi ujung tombak edukasi dan deteksi dini di lingkungan mereka masing-masing.

Rasa nyaman juga dirasakan para pasien sepanjang proses pelayanan. “Saya merasa seperti dirawat keluarga sendiri, petugasnya sabar dan penuh perhatian,” kata Bejo Wati dari Tanjung Batung.

Bupati Annisa Suci Ramadhani yang saat pembukaan tidak dapat hadir, karena dalam perjalanan, sesampainya di Dharmasraya, segera meluncur menjenguk warganya yang sedang menjalani pemulihan di RSUD.

Ia memberi apresiasi kepada seluruh tenaga medis dan pihak-pihak terlibat. Dengan prosedur standar mendatangi para petugas, sembari mengucapkan terima kasih.

Tak lupa ia menyapa para peserta operasi yang sedari siang menunggu kedatangan Kepala Daerah Perempuan pertama di Sumatera Barat itu.

“Pelayanan terbaik adalah hak rakyat, dan tugas kita adalah menjamin itu, di mana pun dan kapan pun, terima kasih kepada kita semua,” ungkapnya.

Kegiatan ini melibatkan kolaborasi kuat antara RSUD Sei Dareh, Dinas Kesehatan, perangkat nagari, serta para kader kesehatan desa. Proses penjaringan pasien dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan struktur pemerintahan terendah agar sasaran tepat.

Seluruh tenaga medis yang terlibat juga menunjukkan dedikasi tinggi, bekerja sejak pagi hingga malam untuk memastikan semua pasien tertangani dengan baik.

Kegiatan ini juga menjadi ruang refleksi bahwa pelayanan kesehatan tidak bisa ditunda, dan harus dirancang untuk menyentuh kelompok yang paling membutuhkan.

Direktur RSUD menegaskan bahwa setelah keberhasilan ini, pihaknya akan mengembangkan program lanjutan untuk kesehatan mata dan gangguan lainnya. RSUD Sei Dareh sedang bergerak menjadi rumah sakit berbasis kebutuhan riil masyarakat.

“Seluruh ungkapan kritis masyarakat kepada RSUD, kami jadikan cemeti untuk berubah ke arah yang lebih baik. Apalagi Bu Bupati juga menjadikan unit kerja kami sebagai salah satu perhatian utama dalam pemerintahan beliau,” ungkapnya.

Kembali terang bukan sekadar metafora, tapi nyata dirasakan para penerima manfaat di RSUD Sei Dareh. Dari kegelapan penglihatan yang perlahan direngkuh cahaya, hingga semangat baru untuk kembali ke ladang, masjid, atau sekadar melihat wajah cucu. Semuanya adalah bukti bahwa pelayanan publik yang tulus mampu mengubah nasib orang banyak. (*/mas_ek)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *