Tribute To Pipiet Senja
Oleh : Nurul Jannah*)
Bagi kami, para lansia yang pernah merasakan patah, sepi, dan sunyi, Pipiet Senja adalah sinar kecil yang mengubah senja menjadi harapan.
Beliau datang bukan dengan ceramah, bukan dengan nasihat, melainkan dengan pelukan kata-kata yang membuat kami yang renta ini merasa hidup kembali.
Dalam setiap tulisannya, dalam setiap sapaan sederhana, ada lembut yang menenangkan, ada ketegasan yang menguatkan, ada cinta yang diam-diam mengembalikan harga diri kami sebagai manusia yang masih layak dicintai.
Bersama beliau, kami, para lansia yang sering dianggap selesai, mendadak merasa muda kembali.
Ruang WhatsApp yang biasanya sepi, tiba-tiba menjadi taman kecil yang penuh tawa, cerita, dan ingatan manis tentang hidup yang masih pantas diperjuangkan.
Ada satu momen yang tak pernah aku lupakan. Ketika salah satu dari kami menangis diam-diam karena merasa hidupnya tak lagi berarti.
Pipiet Senja menulis, dengan suara lembut namun menghentak: “Selama hatimu masih berdebar untuk sesuatu yang kau cintai, engkau belum selesai. Allah masih percaya padamu.”
Kalimat itu, sederhana, sangat sederhana malah, namun mampu menyelamatkan lebih dari satu jiwa.
Manini, Pipiet Senja bukan hanya penulis. Beliau penyala jiwa. Beliau penggenggam tangan-tangan rapuh kami yang selama ini berjalan tertatih.
Karena beliau, kami belajar bahwa tua bukan berarti redup, senja bukan berarti berakhir, dan hidup masih punya banyak ruang untuk tertawa, berkarya, dan mencinta.
Terima kasih Pipiet Senja,
Engkau membuat kami percaya bahwa kebahagiaan tidak mengenal usia, dan harapan selalu punya tempat meski rambut kami sudah memutih.
Jika ada surga bagi kata-kata yang menguatkan, maka nama Pipiet Senja, Insya Allah, ditulis di sana dengan tinta emas yang tidak akan pernah pudar. Alfatihah🌹❤🔥🎀
Jakarta, 7 Desember 2025
Nurul Jannah adalah seorang dosen lingkungan di IPB University, lulusan doktor lingkungan dari Hiroshima University, penulis produktif, dan penggerak literasi*)




