Apakah GEMMAS (Gerakan Membaca Masyarakat) di Kota Pariaman, Efektif?

Oleh : Adrian Sanjaya*)

Gerakan membaca semakin penting di masa kini. Salah satu cara untuk meningkatkan gerakan ini adalah dengan meningkatkan minat baca masyarakat. Minat baca yang rendah bisa menghambat perkembangan pengetahuan dan sosial, terutama di daerah yang akses pendidikan dan sumber daya terbatas.

Kota Pariaman adalah salah satu daerah yang masih menghadapi masalah ini. Dengan perkembangan teknologi dan informasi yang pesat, minat baca di Kota Pariaman harus ditingkatkan agar bisa mendukung pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.

Buku dan bacaan lainnya bisa membuka wawasan dan memperkaya pengetahuan. Orang yang gemar membaca lebih mudah memahami informasi serta menemukan peluang baru dalam kehidupan, baik pendidikan, pekerjaan, ataupun kehidupan sosial.

Sebaliknya, orang yang tidak suka membaca cenderung tertinggal dalam pengetahuan dan keterampilan, yang akhirnya menghambat kemajuan daerah tersebut. Salah satu tempat untuk membaca adalah perpustakaan.

Perpustakaan adalah wadah pengelolaan informasi yang bertugas mengumpulkan serta memperkaya pengetahuan masyarakat. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 24 Tahun 2014 tentang pelaksanaan Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan, disebutkan bahwa perpustakaan merupakan institusi yang mengurus koleksi karya tulis, cetak, atau rekam secara profesional dan profesional, dengan sistem yang baku, demi memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi masyarakat.

Perpustakaan memiliki peran dalam berbagai aspek dan bertujuan meningkatkan kegemaran membaca di masyarakat. Ini harus seimbang dengan kehidupan sehari-hari agar daya pikir terkait kehidupan bisa meningkatkan produktivitas dalam pembangunan nasional. Kita tahu bahwa minat baca masyarakat Kota Pariaman cukup rendah.

Hal ini terlihat dari hasil survei indek kegemaran membaca yang dilakukan Mandiri oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Sumatera Barat. Kota Pariaman mendapat peringkat ke-14 dari 19 kabupaten/kota dengan nilai 61,77 pada tahun 2023.

Penyebab minat baca rendah di Kota Pariaman, antara lain kurang motivasi, banyak orang menganggap membaca tidak penting, kurang waktu, masyarakat terlalu sibuk dengan aktivitas lain hingga tidak ada waktu untuk membaca, serta lingkungan keluarga dan masyarakat tidak mendukung kebiasaan membaca, waktu yang terbatas, masyarakat terlalu sibuk dengan berbagai aktivitas sehingga tidak punya waktu untuk membaca.

Lingkungan juga kurang mendukung, dan keluarga serta masyarakat tidak terbiasa membaca. Rendahnya minat baca di Kota Pariaman membuat masyarakat kesulitan menyerap ilmu pengetahuan dan keterampilan baru.

Hal ini berdampak pada kualitas pendidikan secara keseluruhan. Terlebih, masyarakat yang tidak terbiasa membaca mudah terpapar berita palsu (hoax) dan informasi tidak akurat. Hal ini bisa menyebabkan perpecahan sosial, terutama terkait isu SARA.

Apalagi, berbagai hoax semakin merajalela di berbagai platform media sosial. Dalam menghadapi masalah tersebut, pengelola perpustakaan terus diharapkan memiliki ide layanan yang kreatif dan inovatif.

Salah satu inovasi yang dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Pariaman adalah Gerakan Membaca Masyarakat (GEMMAS). Berikut ini pelaksanaan kegiatan inovasi Gerakan Membaca Masyarakat untuk meningkatkan minat baca di Kota Pariaman:

1.Mempromosikan dan menyosialisasikan buku atau bacaan menarik kepada masyarakat melalui layanan mobil pustaka yang berkeliling ke desa-desa dan sekolah-sekolah oleh petugas perpustakaan.
2.Melaksanakan kegiatan pelatihan dan berbagai perlombaan untuk meningkatkan minat baca di gedung layanan perpustakaan daerah Kota Pariaman.
3.Memodernisasi gedung layanan perpustakaan dengan membangun bangunan baru yang memiliki fasilitas ruangan nyaman dan menarik sebagai tempat membaca buku.
4.Menyediakan koleksi buku yang menarik dan mudah dibaca.
5.Mempromosikan fasilitas layanan, jam operasional, serta informasi tentang perpustakaan melalui media sosial, lekuk, banner, dan spanduk.

Setelah inovasi dilakukan, terjadi peningkatan Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) di Kota Pariaman dari 61,77 pada tahun 2023 menjadi 71,89 pada tahun 2024.

Gerakan gemar membaca di Kota Pariaman bisa memberikan dampak yang baik di berbagai aspek kehidupan.

Pertama, gerakan ini bisa membangun kemampuan intelektual masyarakat. Buku dan bacaan berkualitas akan membantu warga memperkaya pengetahuan, baik dalam bidang akademik maupun kehidupan sehari-hari. Dengan sering membaca, masyarakat akan lebih mudah memahami informasi penting yang bisa mendukung kehidupan mereka, seperti informasi kesehatan, pendidikan, dan peluang ekonomi.

Kedua, gerakan membaca bisa membuka akses lebih luas bagi masyarakat Kota Pariaman untuk meningkatkan keterampilan, terutama dalam menghadapi dunia kerja.

Dengan meningkatkan kemampuan membaca dan memahami informasi, masyarakat akan lebih mudah beradaptasi dengan perubahan teknologi dan pasar kerja yang terus berkembang. Hal ini bisa membuka peluang bagi mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Ketiga, gerakan membaca juga bisa memperkuat ikatan sosial dalam komunitas. Membaca adalah kegiatan yang bisa memperkaya wawasan dan mempererat hubungan antar individu. Ketika warga terlibat dalam kegiatan membaca bersama, seperti diskusi buku atau kegiatan literasi lainnya, hal ini bisa menciptakan ruang untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman, yang pada gilirannya bisa memperkuat rasa solidaritas dan kebersamaan di antara mereka.

Selain itu, peningkatan minat baca di kalangan anak-anak dan remaja juga memiliki dampak jangka panjang yang sangat positif. Generasi muda yang terbiasa membaca akan tumbuh menjadi individu yang kritis, kreatif, dan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang dunia di sekitar mereka.

Hal ini tidak hanya akan membantu mereka dalam hal pendidikan, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menjadi pemimpin masa depan yang bisa membawa perubahan positif bagi mereka. []

Mahasiswa Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *