TANAH DATAR, FOKUSSUMBAR.COM – Haru dan sukacita menyelimuti masyarakat Nagari Tanjung Barulak, Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar, ketika harapan yang telah mereka simpan selama hampir satu abad akhirnya terwujud.
Untuk pertama kalinya, air dari Batang Manganan berhasil dialirkan sejauh 1,3 kilometer dan naik hingga 160 meter menuju area persawahan yang selama ini hanya mengandalkan hujan.
Momentum bersejarah ini terjadi pada Rabu, 19 November 2025, melalui kegiatan serah terima rancangan dan prototipe instalasi sistem pompa tenaga surya dari Fakultas Teknik Universitas Andalas (UNAND) kepada masyarakat.

Program pengabdian kepada masyarakat ini merupakan bagian dari rangkaian Lustrum 8 (40 tahun) Fakultas Teknik UNAND.
Menjawab Penantian 100 Tahun Petani Tadah Hujan
Selama puluhan tahun, petani di Tanjung Barulak hidup dalam bayang-bayang ketidakpastian. Lahan pertanian luas yang dimiliki kerap tidak bisa diolah maksimal karena minimnya sumber air.
Curah hujan yang semakin tak menentu akibat perubahan iklim membuat produksi menurun dan pendapatan petani kian tergerus.

“Sudah dari zaman nenek moyang kami impian ini disampaikan. Baru hari ini kami melihat harapan itu benar-benar menjadi kenyataan,” ungkap seorang tokoh masyarakat dengan mata berkaca-kaca.
Teknologi Energi Terbarukan untuk Desa
Pada acara yang turut dihadiri pemangku kepentingan nagari, kelompok tani, perantau, serta unsur TNI dan Polri, Ir. Insannul Kamil, M.Eng., Ph.D, selaku Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Teknik UNAND, menyerahkan langsung prototipe instalasi pompa tenaga surya (solar pump) lengkap dengan panel surya dan seluruh sistem pendukungnya kepada Wali Nagari Tanjung Barulak.
Insannul menyebut teknologi ini dirancang sebagai solusi energi bersih yang dapat dioperasikan masyarakat secara mandiri.
“Ini bukan hanya soal teknologi. Ini adalah upaya mewujudkan harapan besar masyarakat Tanjung Barulak. Energi matahari adalah energi hijau, terbarukan, dan berkelanjutan,” ujarnya.

Tim UNAND tidak hanya memasang perangkat, tetapi juga memberikan pelatihan operasional dan perawatan kepada kelompok tani agar sistem bisa digunakan dalam jangka panjang.
Kolaborasi Multi Pihak yang Menguatkan
Keberhasilan program ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak.
Pemerintah Nagari dan wali nagari menyediakan fasilitas penuh, masyarakat ranah dan rantau turut menyumbang dana dan tenaga, sementara Kodam XX Tuanku Imam Bonjol, Polda Sumbar, dan PLN UID Sumbar membantu koordinasi dan kelancaran program.

Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa sinergi akademisi, pemerintah, aparat, dan masyarakat mampu menjawab persoalan turun-temurun.
Sejalan dengan Agenda Swasembada Nasional
Program ini juga menjadi bagian implementasi Asta Cita Presiden Prabowo, terutama dalam upaya mewujudkan swasembada pangan, energi, dan air, serta penguatan SDM dan pembangunan desa.
Teknologi solar pump dianggap relevan dengan tantangan perubahan iklim, sekaligus berkontribusi menurunkan emisi karbon menuju net zero emission.
Tonggak Baru Pertanian Tanah Datar
Dengan mengalirnya air ke sawah tadah hujan yang sebelumnya bergantung pada langit, masyarakat Tanjung Barulak kini memiliki harapan baru untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
Prototipe ini pun diharapkan menjadi role model bagi nagari lain di Sumbar dan desa-desa lain di Indonesia.
“Ini adalah fakta yang dulu hanya jadi angan-angan. Kini menjadi tonggak baru menuju pertanian yang lebih modern, ramah lingkungan, dan berkelanjutan,” tutur Insannul Kamil kepada media ini, Ahad (23/11/2025).
Bagi masyarakat Tanjung Barulak, hari itu menjadi penanda babak baru dalam sejarah nagari—hari ketika mimpi 100 tahun akhirnya terwujud oleh energi matahari. (rls)




